Aigoooo, ne ff yang geje banget.. Jangan di ketawain yah.. Judulnya aja gag nymbung ma isinya.. Masih ragu aku mau ngepost yang ini
Don't Forget to leave reaction and your comment. Gomapta ^v^
Title : Don't Love Me
Cast : Lee Jaejin FTI, Choi Minhwan FTI, and She
Length : One Shoot
Genre : Romance???? GJ, GaJe, LOL kuadrat
Author : Mita the b2uTy Prims of ELF
Hari ini angin berhembus begitu dingin. Aku berjalan dengannya, menyusuri jalan setapak yang penuh dengan dedaunan, kami duduk di sebuah kursi kayu sembari memandangi hamparan dedaunan kuning yang gugur dari pohonnya. Begitu Inndah.
“Indahnya hari ini” katanya sembari memandang langit. Sementara aku hanya tersenyum.
“Aku ingin menghabiskan musim dingin bersamamu.” Katanya sekali lagi.
Hsss!!! Sekali lagi angin berhembus begitu dingin. Kami saling memandang.
“secangkir kopi?” kata kami hampir bersamaan, kemudian tertawa bersama.
“Ne, arasseo.!” kataku sembari berjalan menuju drink machine yang ada.
Aku melihat wajahnya yang mulai memerah karena kopi panas itu. Ini begitu menyenangkan. Kami melewati akhir musim gugur bersama.
-oo0oo-
Esok harinya, kami sepakat untuk pergi ke area skating bersama. Namun, tanpa diduga butiran-butiran kecil berwarna putih halus turun dari langit. Musim dingin telah datang. Tiba-tiba kepalaku terasa pusing, perutku terasa mual. Rasanya aku tak mampu berdiri. Akupun mencoba berbaring di atas ranjang kamarku.
Tok, tok, tok!!. Seperti ada yang mengetuk pintu kamarku. Entahlah, aku tak mampu berdiri.
“Jaejin-a. Gwaenchana? Kau tampak pucat.” Kata Choi Minhwan memasuki kamarku. Dia dalah teman baikku dari aku masih ada di taman kanak-kanak, dia yang paling mengerti aku karena itu dia kusebut teman. Sekarang aku tinggal serumah dengannya.
“Mianhe, aku tak bisa membukakan pintu. Gwaenchanayo” jawabku.
“Ah,, katanya kau mau pergi ke ice scating area. Cepatlah bersiap-siap” katanya. Namun semakin aku berusaha untuk berbicara, kepalaku semakin terasa pusing, perutku semakin mual. Dunia ini terasa begitu gelap. Tubuhku terasa begitu dingin.
-oo0oo-
“Eodie?” tanyaku ketika membuka mata secara perlahan.
“Rumah Sakit” jawab Minhwan.
Rumah sakit katanya, aku bingung dengan kejadian ini semua> Oh tidak, ini terjadi lagi, kepalaku semakin dan semakin pusing. Aku ingin sekali muntah.
“Dia?” tanyaku.
“Tenanglah, dia akan segera datang.” Jawab Minhwan.
Tak lama kemudian, datang sesosok perempuan yang kutunggu-tunggu. Rambutnya terurai sebahu, jalannya begitu anggun memasuki ruangan rumah sakit yang aku tinggali saat ini.
“Jaejin-a, Gwaenchana?” tanyanya. Aku hanya terdiam, menatap langit-langit ruangan rumah sakit.
“Jaejin-a” katanya sekali lagi.
Ada apa denganku? Aku tak bisa bicara, bibirku terasa beku seketika. Semua orang terlihat kabur. Minhwan dan dia terus memangil namaku. Sementara aku hanya bisa terdiam seperti sapi kelaparan.
Kemudian, tak selang beberapa menit. Seorang pria berjas putih datang menghampiri Minhwan. Dia menyerahkan sebuah amplop putih besar dan aku hanya bisa memandang. Ku lihat, dibukanya sedikit demi sedikit amplop itu.
“Ahhhh!!!! Andwe!!!” Teriak Minhwan.
“Wae?” Tanyanya pada Minhwan
“Andwe! Mothae!! Jaejin terkena kanker otak stadium 2” Kata Minhwan lirih.
“Andwe!” teriaknya.
Oh Tuhan, apakah ini benar? Aku terkena kanker otak? Apakah bisa sembuh?. Aku tak bisa menanyakan semua itu pada mereka karena bibirku tak mau bersahabat denganku. Ku lihat dia menangis sementara Minhwan memandangi kertas itu dengan penuh rasa tak percaya. Aku tak tega melihatnya menangis. Apakah jika aku terus bersamanya aku akan melukainya lebih dari ini? Tuhan, tolong aku.
-oo0oo-
Selang sehari, aku masih harus tinggal di rumah sakit yang menyiksa ini. Dia datang dengan membawa separcel buah-buah yang enak. Tapi aku tak tega mengatakan padanya apa yang semalam ku pikirkan sampai-sampai aku tak tidur mengatakannya.
“Minhwan-a, bisa tinggalkan kami berdua?” tanyaku pada Minhwan dengan sedikit tergagap. Minhwan pun mengerti.
“Gwaenchana?. Sudah merasa baikan?” tanyanya dengan suara yang begitu lembut. Semakin tak tega aku mengatakannya. Tapi aku harus.
“Ne” Jawabku singkat. Suasana menjadi sedikit hening. Ini saat yang tepat untuk aku mengatakannya.
“Sarangeun Hajimayo!” kataku lirih
“Mwo?” tayanya
“Sarangeun Hajimayo” kataku
“Wae? Apa karena kanker otak itu? Kau masih bisa sembuh, jaejin-a” katanya menjawab.
“Aku tak bisa melukaimu lebih dari ini” kataku.
“Shireo! Shireo! Bukankah kita akan melewati musim dingin bersama?” tanyanya.
“Untuk saat ini, kita akhiri semua ini.” Jawabku.
Dia memelukku, menangis. Kau tak bisa melepaskan pelukannya yang hangat itu. Oh Tuhan, sebenarnya aku tak ingin mengakhirinya. Ku lepas secara perlahan.
“Hari ini aku akan pergi ke Amerika” kataku.
“Untuk apa? Dokter di Korea juga tak kalah dengan dokter di Amerika” jawabnya.
Dia memelukku sekali lagi seakan melarangku untuk meninggalkannya.
-oo0oo-
Tepat pukul 06.30 PM, aku dengan Minhwan pergi ke bandara. Hari inilah dan saat ini lah saat-saat aku haris pergi. Minhwan mendorong kursi rodaku dengan penuh semangat. Aku melihat ke seluruh penjuru bandara, aku berharap dia datang.
“Wae? Kau masih mengharapkan dia datang setelah kau lontarkan kata-kata itu padanya?” tanya Minhwan. Aku hanya menunduk.
Sedikit demi sedikit roda pun berjalan, aku dan Minhwan terus melaju kedepan.
“Jaejin-a!!!!” kudengar suara seorang perempuan yang tak asing bagiku memanggil namaku dari kejauhan.
“Tunggu!” kataku pada Minhwan. Minhwanpun menghentikan langkah. Ku lihat sekeliling bandara. Ku lihat dari kejauhan, seorang perempuan berlari ke arahku.
“Jaejin-a. Kau pasti sembuh, aku yakin. Percayalah! Doa ku akan selalu ada untukmu.” Katanya.
“Aku berjanji aku akan sembuh untukmu, kita akan melewatkan musim dingin bersama” Jawabku. Aku begitu munafik!.
“Yaksokhalkke? Cepatlah, pesawatmu akan segera lepas landas. Kidarilke” jawabnya.
Minhwan melanjutkan langkahnya, aku begitu bahagia,, ku lihat dia melambaikan tangannya padaku sambil tersenyum padaku. Senyuman dan kata-katanya itulah yang akan menjadi semangatku untuk sembuh. Aku pasti sembuh dan aku pasti akan melewatka musim dingin bersamanya walau mungkin pada musim dingin di tahun depan.
-The End-
bagus chingu :D
BalasHapustapi ceritanya kependekan ~
post yang lain lagi yah :)